Minggu, 30 Maret 2014

LEBIH REKAT DENGAN ANAK


Pendahuluan
Remaja merupakan transisi masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, emosional dan sosial. Rentang usia dari remaja ini antara 12-21 tahun. Beberapa ahli menyebutnya dengan masa topan dan badai. Bagimana tidak, masa ini masa-masanya pencarian jati diri dari seseorang. Ketika masa remaja ini ada saja yang membuat mereka terhipnotis,seperti memiliki idola  adalah bagian dari pencarian karakter diri. Jika idolanya super luar biasa pantas untuk dijadikan idola , adalah patut di syukuri jika tidak?
Menaruh perhatian pada idola anak Anda patut diagendakan. Kenalkan Anda dengan mereka berdua gambar di bawah ini? Puteri atau putera Anda pilih yang mana?



Bagaimana?
Kedua lelaki itu sama-sama ganteng. Sama-sama masih muda. Sama-sama bersuara merdu. Tapi adek-adek puteri kebanyakan akan memilih sisi kiri yaitu Justin Bieber. Tapi tahukan mereka jika pilihannya yang kurang pantas dijadikan idola karena berbagai kontroversi yang kurang baik pada dirinya (red-news). Dan tahukah anak-anak Anda yang sebelah kanan? Ia adalah seorang Hafidz quran. Yang tentunya lebih patut untuk dijadikan idola. Dengan memilih idola yang benar akan mengantarkan anak-anak kita ke gerbang yang lebih baik dalam pencarian jati dirinya.

Perkembangan Remaja
Awal terjadi perubahan yang tidak seperti biasanya bagi remaja akan membingungkan bila tak tertangani dengan baik. Seperti untuk kondisi fisik sendiri bagi remaja puteri maupun putera akan mengalami berbagai perubahan. Seperti suara yang lebih melengking bagi puteri, dan lebih nge-bass untuk remaja putera. Timbulnya jakun bagi remaja putera serta masa haid untuk puteri. Kemudian dalam hubungan dengan teman sebaya, penerimaan kondisi dan belajar hidup sesuai peraturan yang berlaku, kebebasan emosional dari orang tua, memulai membangun kemandirian dalam hal ekonomi, dan memperoleh nilai-nilai dan falsafah hidup. Itu semua adalah merupakan tantangan tersendiri karena banyak penyesuaian yang harus dilakukan sehingga seringkali muncul konflik baik internal maupun eksternal. jika tugas perkembangan berhasil dilanjutkan maka siap untuk menjalani perkembangan selanjutnya. jika tidak maka akan muncul masalah seperti kebingungan identitas, pribadi yang tidak matang, pergaulan sosial seperti kenakalan remaja.
Kenakalan remaja inilah yang tidak kita harapkan terjadi di masa depan. Kenakalan remaja ini merupakan prilaku yang tidak dapat diterima sosial bahkan bisa mendatangkan tindak kriminal, seperti yang terjadi pada berita tentang pembunuhan mantan pacar  yang akhir-akhir ini santer terdengar dan diberitakan. Namun apa saja yang mempengaruhi kenakalan remaja ini terjadi?

Penyebab kenakalan remaja dipengaruhi berbagai faktor,
- Faktor keluarga
- Faktor pribadi
- Faktor sosial

Faktor keluarga, merupakan awal pembentukan karakter sehingga hal ini point terpenting untuk diperhatikan. Kenakalan remaja dapat terjangkit bermula dari keluarga jika pola pengasuhan yang tidak tepat, modelling yang keliru, situasi rumah yang penuh konflik, pengawasan terhadap anak kurang, serta komunikasi dua arah dengan anak yang terhambat.
Faktor pribadi, adalah anak tersebut. Bisa karena anak tersebut mempunyai kepribadian yang tertutup, terlalu agresif, egosentris, berorientasi kesenangan sesaat, serta hati yang merasa tidak aman sehingga dengan ekpresi yang keliru menimbulkan kenakalan remaja.
Faktor sosial. Didapatkan ketika di sekolah, di area tempat tinggal, maupun teman pergaulan.

Fenomena
Cabe-cabean

Terong-terongan

Semua itu berawal dari biji cabe


Pendekatan pengasuhan positif dalam membangun karakter kuat
Yang perlu kita ketahui adalah ada empat level lingkaran kehidupan, seperti individu, keluarga, masyarakat, dan lingkup sosial yang lebih luas. Masyarakat yang baik akan terbentuk dari keluarga yang baik. Keluarga yang baik dibentuk dari individu yang berkualitas. Jadi kita memulai dari keluarga. Karena keluarga adalah pembentuk awal individu yang berkualitas.
Pegasuhan inilah yang memiliki daya untuk menciptakan insan yang diharapkan untuk bangsa.
Pengasuhan ini ada beberapa point yang harus kita perhatikan seperti;
- Penguatan. Dengan menggunakan penguatan orangtua dapat mengapresiasi kemampuan anak-anak mereka secara positif. Mengakui usaha-usaha anak meski masih ada kesalahan dalam prilaku atau belajar. Secara tidak langsung akan memberikan stimulus kepada anak untuk menghargai diri sendiri serta orang lain.

- Pernyataan kamu bisa. Memberikan stimulus positif dengan mengubah kata ,’Tidak, jangan’ menjadi ‘Ya kamu bisa melakukannya’ memberikan power yang lebih ke anak untuk lebih kreatif dan rasa ingin tahu tinggi. Hal ini juga digunakan orangtua dalam memberikan batasan-batasan untuk perilaku anak dalam cara yang pantas dan konstruktif. Kemudian untuk pemakaian kata-kata negatif yang berlebih malah mengurangi pengaruh efektif terhadap anak, seperti kalimat ‘Jangan, Hentikan’ jika ketika digunakan terlalu sering saat anak bertindak nakal atau Anda kurang sabar atau terganggu. Kata-kata yang kuat seperti ini seringkali efektif untuk siyuasi-situasi emergensi.

- Memberikan pilihan kepada anak. Menerapkan kepada anak untuk memilih apa yang akan diputuskan, memberikan stimulus keterampilan negoisasi yang menghormati hak-hak baik orangtua maupun anak-anak. Meski dalam penerapannyabsejumlah orang tua terasa sulit mengijinkan anak memberikan suara. Namun yang harus digaris bawahi untuk mengaplikasikan keterampilan ini suara yang muncul masuk akal dan aman bagi semua pihak yang terlbat. Dengan pengambilan keputusan bersifat kolabiratif dan masukan dari anggota keluarga memperkuat komitmen mereka untuk berbagi.

- Kontrol diri. Penanganan emosi yang terjadi pada diri mereka. Mengajarkan anak-anak mereka sendiri untuk melakukan hal yang sama. Cara-cara berperilaku ketika marah, kecewa, yang mereka atasi ketika situasi eksplosif memberikan model kepada anak-anak untuk kontrol diri. Keterampilan ini juga membantu orangtuauntuk menghindari diri dari tindakan yang menyakiti anak-anak mereka.

- Serta menghargai perasaan, merupakan keterampilan membangun empati. Dengan keterampilan ini orangtua mendapat tantangan untuk mengesampingkan perasaannya sendiri dan mendengarkan secara hati ke hati apa yang sedang dirasakan anak.

Langkah-langkah menerapkan pengasuhan positif
Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah penerapan pola pengasuhan yang benar bagaimana?
Yaitu dengan memberikan cinta yang tak bersyarat kepada anak. Anak itu amanah bukan sebagai beban maka akan mengalir sekuat daya cinta untuk mereka. Menghargai anak, konsisten dalam memberikan batasan, menjadi panutan dan teladan, memberi anak pilihan, mendengarkan anak, bermain dengan anak, membangun kepercayaan diri anak, mengontrol kemarahan, melindungi anak baik secara psikologi dan emosi, meluangkan waktu untuk diri sendiri, dan hindari prilaku menyuap.

9 karakter untuk lebih dekat dengan anak:
- Cinta Tuhan dan segenap ciptann-Nya
- Kemandirian dan tanggungjawab
- Kejujuran /amanah
- Dermawan, suka tolong-menolong, kerjasama.
- Percaya diri dan pekerja keras
- Kepemimpinan dan keadilan
- Baik dan rendah hati
- Karakter toleransi, kedamaian,dan kesatuan.


 #Smart Prenting #berbagai sumber ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar