Pendahuluan
Remaja merupakan transisi
masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, emosional dan
sosial. Rentang usia dari remaja ini antara 12-21 tahun. Beberapa ahli
menyebutnya dengan masa topan dan badai. Bagimana tidak, masa ini masa-masanya
pencarian jati diri dari seseorang. Ketika masa remaja ini ada saja yang
membuat mereka terhipnotis,seperti memiliki idola adalah bagian dari pencarian karakter diri. Jika
idolanya super luar biasa pantas untuk dijadikan idola , adalah patut di syukuri
jika tidak?
Menaruh perhatian pada idola
anak Anda patut diagendakan. Kenalkan Anda dengan mereka berdua gambar di bawah
ini? Puteri atau putera Anda pilih yang mana?
Bagaimana?
Kedua lelaki itu sama-sama
ganteng. Sama-sama masih muda. Sama-sama bersuara merdu. Tapi adek-adek puteri
kebanyakan akan memilih sisi kiri yaitu Justin Bieber. Tapi tahukan mereka jika pilihannya yang kurang pantas dijadikan idola karena
berbagai kontroversi yang kurang baik pada dirinya (red-news). Dan tahukah
anak-anak Anda yang sebelah kanan? Ia adalah seorang Hafidz quran. Yang tentunya
lebih patut untuk dijadikan idola. Dengan memilih idola yang benar akan
mengantarkan anak-anak kita ke gerbang yang lebih baik dalam pencarian jati
dirinya.
Perkembangan
Remaja
Awal terjadi perubahan yang
tidak seperti biasanya bagi remaja akan membingungkan bila tak tertangani
dengan baik. Seperti untuk kondisi fisik sendiri bagi remaja puteri maupun
putera akan mengalami berbagai perubahan. Seperti suara yang lebih melengking
bagi puteri, dan lebih nge-bass untuk remaja putera. Timbulnya jakun bagi
remaja putera serta masa haid untuk puteri. Kemudian dalam hubungan dengan
teman sebaya, penerimaan kondisi dan belajar hidup sesuai peraturan yang
berlaku, kebebasan emosional dari orang tua, memulai membangun kemandirian
dalam hal ekonomi, dan memperoleh nilai-nilai dan falsafah hidup. Itu semua
adalah merupakan tantangan tersendiri karena banyak penyesuaian yang harus
dilakukan sehingga seringkali muncul konflik baik internal maupun eksternal. jika
tugas perkembangan berhasil dilanjutkan maka siap untuk menjalani perkembangan
selanjutnya. jika tidak maka akan muncul masalah seperti kebingungan identitas,
pribadi yang tidak matang, pergaulan sosial seperti kenakalan remaja.
Kenakalan remaja inilah yang
tidak kita harapkan terjadi di masa depan. Kenakalan remaja ini merupakan
prilaku yang tidak dapat diterima sosial bahkan bisa mendatangkan tindak
kriminal, seperti yang terjadi pada berita tentang pembunuhan mantan pacar yang akhir-akhir ini santer terdengar dan
diberitakan. Namun apa saja yang mempengaruhi kenakalan remaja ini terjadi?
Penyebab kenakalan remaja
dipengaruhi berbagai faktor,
- Faktor keluarga
- Faktor pribadi
- Faktor sosial
Faktor keluarga, merupakan
awal pembentukan karakter sehingga hal ini point terpenting untuk diperhatikan.
Kenakalan remaja dapat terjangkit bermula dari keluarga jika pola pengasuhan
yang tidak tepat, modelling yang keliru, situasi rumah yang penuh konflik,
pengawasan terhadap anak kurang, serta komunikasi dua arah dengan anak yang
terhambat.
Faktor pribadi, adalah anak
tersebut. Bisa karena anak tersebut mempunyai kepribadian yang tertutup,
terlalu agresif, egosentris, berorientasi kesenangan sesaat, serta hati yang
merasa tidak aman sehingga dengan ekpresi yang keliru menimbulkan kenakalan
remaja.
Faktor sosial. Didapatkan ketika
di sekolah, di area tempat tinggal, maupun teman pergaulan.
Fenomena
Cabe-cabean
Terong-terongan
Semua itu berawal dari biji
cabe
Pendekatan
pengasuhan positif dalam membangun karakter kuat
Yang perlu kita ketahui
adalah ada empat level lingkaran kehidupan, seperti individu, keluarga,
masyarakat, dan lingkup sosial yang lebih luas. Masyarakat yang baik akan
terbentuk dari keluarga yang baik. Keluarga yang baik dibentuk dari individu
yang berkualitas. Jadi kita memulai dari keluarga. Karena keluarga adalah
pembentuk awal individu yang berkualitas.
Pegasuhan inilah yang memiliki
daya untuk menciptakan insan yang diharapkan untuk bangsa.
Pengasuhan ini ada beberapa
point yang harus kita perhatikan seperti;
- Penguatan. Dengan menggunakan
penguatan orangtua dapat mengapresiasi kemampuan anak-anak mereka secara
positif. Mengakui usaha-usaha anak meski masih ada kesalahan dalam prilaku atau
belajar. Secara tidak langsung akan memberikan stimulus kepada anak untuk
menghargai diri sendiri serta orang lain.
- Pernyataan kamu bisa. Memberikan
stimulus positif dengan mengubah kata ,’Tidak, jangan’ menjadi ‘Ya kamu bisa
melakukannya’ memberikan power yang lebih ke anak untuk lebih kreatif dan rasa
ingin tahu tinggi. Hal ini juga digunakan orangtua dalam memberikan
batasan-batasan untuk perilaku anak dalam cara yang pantas dan konstruktif. Kemudian
untuk pemakaian kata-kata negatif yang berlebih malah mengurangi pengaruh
efektif terhadap anak, seperti kalimat ‘Jangan, Hentikan’ jika ketika digunakan
terlalu sering saat anak bertindak nakal atau Anda kurang sabar atau terganggu.
Kata-kata yang kuat seperti ini seringkali efektif untuk siyuasi-situasi
emergensi.
- Memberikan pilihan kepada
anak. Menerapkan kepada anak untuk memilih apa yang akan diputuskan, memberikan
stimulus keterampilan negoisasi yang menghormati hak-hak baik orangtua maupun
anak-anak. Meski dalam penerapannyabsejumlah orang tua terasa sulit mengijinkan
anak memberikan suara. Namun yang harus digaris bawahi untuk mengaplikasikan
keterampilan ini suara yang muncul masuk akal dan aman bagi semua pihak yang
terlbat. Dengan pengambilan keputusan bersifat kolabiratif dan masukan dari
anggota keluarga memperkuat komitmen mereka untuk berbagi.
- Kontrol diri. Penanganan emosi
yang terjadi pada diri mereka. Mengajarkan anak-anak mereka sendiri untuk
melakukan hal yang sama. Cara-cara berperilaku ketika marah, kecewa, yang
mereka atasi ketika situasi eksplosif memberikan model kepada anak-anak untuk
kontrol diri. Keterampilan ini juga membantu orangtuauntuk menghindari diri
dari tindakan yang menyakiti anak-anak mereka.
- Serta menghargai perasaan,
merupakan keterampilan membangun empati. Dengan keterampilan ini orangtua
mendapat tantangan untuk mengesampingkan perasaannya sendiri dan mendengarkan
secara hati ke hati apa yang sedang dirasakan anak.
Langkah-langkah
menerapkan pengasuhan positif
Kemudian yang menjadi
pertanyaan adalah penerapan pola pengasuhan yang benar bagaimana?
Yaitu dengan memberikan
cinta yang tak bersyarat kepada anak. Anak itu amanah bukan sebagai beban maka
akan mengalir sekuat daya cinta untuk mereka. Menghargai anak, konsisten dalam
memberikan batasan, menjadi panutan dan teladan, memberi anak pilihan,
mendengarkan anak, bermain dengan anak, membangun kepercayaan diri anak,
mengontrol kemarahan, melindungi anak baik secara psikologi dan emosi,
meluangkan waktu untuk diri sendiri, dan hindari prilaku menyuap.
9 karakter untuk lebih dekat
dengan anak:
- Cinta Tuhan dan segenap
ciptann-Nya
- Kemandirian dan
tanggungjawab
- Kejujuran /amanah
- Dermawan, suka
tolong-menolong, kerjasama.
- Percaya diri dan pekerja
keras
- Kepemimpinan dan keadilan
- Baik dan rendah hati
- Karakter toleransi,
kedamaian,dan kesatuan.
#Smart Prenting #berbagai sumber ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar