Anak adalah anugerah
terindah yang diberikan Tuhan kepada sepasang suami istri. Anak adalah jalinan
kasih yang menguatkan dari kedua hati, merekat dan lebih erat. Anak adalah
harapan dari binar impian tinggi kedua orangtuanya. Namun apa semua yang
menjadi cita tergapai sesuai asa. Tentu saja onak duri proses menjadikan
manusia bermartabat menjadi tantangan disetiap desah nafas. Berbagai metode
yang telah ada menjadi bahan renungan untuk menggali potensi sang buah hati
yang bermanfaat untuk masa depannya. Menemani tumbuh kembang anak dari tahapan
awal sampai dewasa merupakan karunia terindah seorang bunda maupun ayah. Fokus kepada
anak dengan memberikan kasih sayang yang cukup,mendorong asupan positif dan
meningkatkan tingkat kepercayaan diri sang buah hati.
Seperti yang terjadi dari
kedua orang yang dikarunia ciri khas yang berbeda dari lainnya yaitu Ramaditya
Adikara (Penulis mata kedua) dan Ati Fatiyah( sebagai Bu RT disalah satu program
acara TV). Sosok inspiratif yang mempunyai rasa syukur selangit yang ada dalam
diri mereka. Mungkin di mata orang lain menganggap mereka-mereka ini sosok yang
tak sempurna dalam tanda kutip keterbatasan fisik, tapi apa yang terjadi ?mereka
mengubah apa yang menjadi kekurangan-kekurangan itu dipatahkan menjadi
kelebihan pendobrak sinisme mata manusia. Maha Besar Allah atas segala.
Disini akan ditampilkan
inisial percakapan dan diantaranya ada sisipan kalimat bermakna yang bisa
dijadikan sebagai bahan renungan.
O : Oki
F : Ust. Felixsiaw
R : Ramaditya
A : Aty
Ramaditya Adikara bernama
asli Eko Ramaditya adalah seorang dosen aktif , jurnalis, dan seorang penulis Mata
kedua. Beliau adalah seorang yang ditutup penglihatannya oleh Allah semenjak
dilahirkan ke dunia.
O :“Ketika banyak orang
mendapatkan suatu cobaan berupa ‘kekurangan’ dalam dirinya , ada yang marah,
ada yang putus asa, bahkan ada yang menyalahkan Tuhan. Bagaimana menurut Mas
Rama?”
R :”Jadi memang jika orang-orang melihat saya
yang tunanetra pasti sudah umum menyebut bahwa kebutaan yang saya sandang ini
berupa kekurangan. Kenapa? Karena dalam kebutaan ini banyak hal yang tidak bisa
saya lakukan dan banyak hal yang tidak saya miliki. Nah jika memang kita
fokusnya ke sana itu akan menjadi sebuah kekurangan. Namun jika saya memilih bahwa
kebutaan ini sebagai kelebihan maka kekurangan itu menjadi sebuah kelebihan. Contohnya
misalnya saya terhindar dari dosa mata , itu secara otomatis. Dan yang paling
bahagia adalah istri saya, kenapa? Karena saya tidak bisa lirik kanan- kiri
(tertawa). Jadi hakikatnya adalah ketika kita memilih apa yang dianggap menjadi
kekurangan itu menjadi sebuah kelebihan insya Allah bebannya akan berkurang
memang tidak hilang tapi insya Allah lebih mudah untuk kita atasi.”
O : “Mas Rama kita pengen tahu nih banyak
sekali orang-orang yang diberikan kekurangan-kekurangan menurut mereka. Ngamuk,
marah sama Allah. Tidak bisa menerima. Kenapa aku seperti ini?kenapa mereka
tidak,itu gimana Mas Rama?”
R : “Jadi mungkin dalam hati kita belum
dikaruniai cinta. Jika hati telah terselip cinta, baik orang itu jelek,
item,pendek, gemuk tetap aja dibilang baik. Itu kan cinta sama orang lain. Nah jika
kita cinta sama diri sendiri, maka apapun kekurangan kejelekan yang ada dalam
diri kita insya Allah bisa kita terima. Dan mungkin ketika kita menerima hidayah
dari Allah bahwa sebenarnya kita sudah ditakar oleh Allah secara sempurna,
sesuai dengan jatahnya masing-masing. Nah yang terpenting sebenarnya adalah
percaya bahwa yang Allah berikan ini tidak melebihi sesuai kemampuan hambanya.”
O : “Untuk bersikap konaah menerima apa yang
ada dalam diri pasti membutuhkan proses, apakah ketika kecil pernahkah ada
penolakan-penolakan dengan keadaan yang seperti ini?”
R : “Nah ini saya ingin mengucapkan
trimakasih kepada orang tua saya yang ketika masih kecil tidak memasukkan
informasi jika menjadi orang buta itu susah. Jadi orang tua saya mendidik saya
menyanyangi saya sebagaimana menyanyangi dan mendidik anak-anak yang sempurna
fisiknya. Jadi kalau ada tamu, saya tetap dikenalin tidak didiamkan dikamar
tetapi tetap disuruh main keluar. Kalaupun saya lari-lari tidak diperingatkan
misalnya,’mas kamu kan buta harus hati-hati’ tidak tapi tetap dibilang ‘hati-hati’,
iya gitu saja. Jadi tidak ada informasi yang membuat saya merasa bahwa saya ini
berbeda. Akibatnya saya merasa oo mungkin hidup ya begini. Saya sadar saat umur
7 tahun lebih jika saya berbeda dalam artian tunanetra, namun saya tidak
merasakan kesedihan di dalamnya karena memang orang tua sudah menanamkan rasa
cinta ini yang mana kekurangan saya tidak menjadi sebuah pembahasan yang utama
dalam keluarga.”
O : “Bagaimana caranya memanage kesedihan,
karena ‘kekurangan’, kekecewaan karena penolakan-penolakan terhadap kita, apa
yang harus kita lakukan?”
R : “Perbanyaklah senyum. Karena senyum ini
luar biasa bisa awet muda, bisa membuat awet umur, awet semuanya. Dan termasuk
kebahagiaannya bisa awet. Kebetulan memang orangtua saya mempunyai prinsip ‘kalau
punya kebahagiaan sering-sering bagi-bagi dengan orang lain niscaya nanti
kebahagiaankan bertambah. Tapi jika punya kesedihan curhat hanya sama Allah. Jadi
apapun yang saya rasakan apa itu down, galaw ,sedih, itu biasanya saya adukan
sama Allah biasanya ketika Qiyamul lail. Karena saya yakin hanya Allah tempat
curhat yang paling baik. Ibaratnya handphone yang di charge, jadi ketika saya
bangun pagi ketemu hablum minnanas ini udah ceria lagi. Uda powerfull lagi. Nah
ketika dalam perjalanannya sehari-hari ini mungkin ada yang ngatain ,
mencemooh, itukan makin drop baterenya sampai ke masa qiyamullail charge lagi.”
Adanya ciri khas yang Allah
berikan kepada mahluknya bukan menjadi alasan untuk membatasi diri kemudian merasa
bahwa kita tidak bisa apa-apa, apalagi orang yang Allah berikan banyak sekali
kelebihan namun ia enggan untuk mencari kelebihannya. No excuse! Harus perbaiki
diri ^_^
Seperti halnya Ramaditya,
sosok Aty juga memiliki kelebihan. Kelebihan berat badan. Namun dengan
kelebihan yang ia punya tak menyurutkan rasa kepercayaan diri yang ada padanya.
Terlahir dengan berat badan yang cukup super, ia teruskan sampai dewasa,’kelebihan’,
katanya supaya konsisten. Terlahir di keluarga yang notabene bertubuh besar
sehingga permasalahan obesitas yang melanda bukan sebagai bahasan utama. Sosok Aty
yang supel ini baru menyadari jika ada yang berbeda dalam dirinya ketika
mematahkan kaki kursi saat duduk di atasnya selain itu pada saat menginjak kaki
orang lain, katanya teriakan orag yang kakinya terinjak kenceng sekali.
Dari sekilas wawancara di
atas ada kesimpulan singkat yaitu ada kesamaan dari keduanya, yang mempunyai
keluarga yang selalu mensuport mereka. Tidak me-label-i terhadap hal yang
membuat kita tidak percaya diri. Justru dengan keluarga yang memberikan
dukungan penuh akan menjadikan buah hati mereka tumbuh menjadi manusia yang
penuh percaya diri. Terkadang secara tidak sengaja keluarga malah me-label-i
anak-anak mereka dengan label yang negatif. Hal ini sangat disayangkan karena
mendorong buah hati mereka untuk menjadi pribadi yang lebih minder dan tak
berkembang. Seperti misalnya, ketika anak-anak mendapatkan hasil ulangan 8 kemudian
direspon oleh orang tua dengan mengatakan ‘ yang lainnya pasti mendapat 10’. Nah
ini yang harus menjadi perhatian bagi orang tua, justru dengan sikap seperti
ini membuat buah hati mereka merasa tidak ada sesuatu yang bisa mereka
banggakan dari diri mereka sendiri. Stop ! mari hilangkan kebiasaan itu.
A : “Padahal sebenarnya kalau kita boleh
pikirin sekarang, setelah sudah besar. Semua yang ditanamkan semua orang, semua
penilaian orang itu adalah benar-benar penilaian manusia. Allah tidak pernah
menilai di situ. Allah menilai berdasarkan iman. Jadi istilahnya seperti
gati-ganti chasing. Kita yang memutuskan menjadi smart, enjoys for life, atau
mendengarkan apa komentar orang lain.”
Kesamaan lagi dari Aty serta
Ramaditya. Keduanya selalu mensyukuri yang ada, menikmati hidup dan selalu
tersenyum.
O : “Banyak orang-orang di luar sana yang
diberikan kesempurnaan fisik tetapi mereka mengatakan tidak punya potensi
apa-apa. Aku tidak bisa menjadi apa-apa. Mungkin karena mereka kurang berusaha
untuk menemukan potensinya. Bagaimana dengan Mas Rama bisa menemukan
kelebihan-kelebihan yang ada. Sehingga bisa menjadikan sebagai sebuah karya dan
sebuah pekerjaan yang Mas cintai?”
R : “Alhamdulillah saat ini saya aktif sebagai
dosen, jurnalis, maupun penulis. Nah yang saya manfaatkan saat ini adalah media
teknologi. Misalkan jika saya harus berhubungan dengan mahasiswa, ujian dan
segala macam, banyak yang saya lakukan melalui jejaring sosial. Jadi semua
perangkat handphone maupun leptop saya instal applikasi yang bisa memudahkan
saya ,dengan applikasi bersuara. Nah kita pelajari bahwa semua itu muncul dari
kreatifitas. Kreatifitas ini berakar dari cinta.”
O :”Bagaimana
dengan Mba Aty?”
A : “Jadi
begini banyak lompatan-lompatan ajaib dalam hidup aku. Aku kuliah teknik
industri kemudian berprofesi jadi bu RT, kan gak nyambung sama sekali. Cuman itu
kembali lagi kekeinginan di bawah sadar. Jadi ketika zaman SMP-SMA pengen banget
menjadi model di majalah. Nah dari situ aku pengen seperti itu. Suatu ketika
ada acara di Bangkok yang puteri-puteri berbadan besar. Aku dalam hati , Ya
Allah jika di Indonesia aku ikut. Eh ternyata di Indonesia juga diadakan oleh
TV swasta. Nah akhirnya ikutlahlah aku disitu dan sekarang aku di sini. Setelah
dari itu syuting-syuting-syuting gitu.”
Ya itulah kecuali bagi
orang-orang yang ketika mendapatkan cobaan dari Allah kemudian meratap terus,
mengurung diri terus ya tidak pernah berkembang. Tapi lihatlah kedua mereka
terus berkembang dan berkembang.
O : “Mengenai penolakan-penolakan yang telah
menyapa bagaimana menanganinya?”
A : “Jadi waktu itu pernah sempat ada kejadian
aku kurang jelas apa tapi ada kata ‘kamu gendut’, trus nangiskan kemudian
bilang ke mami. Trus mami bilang ‘makanya uda dibilangin jangan biarkan orang
menilai kamu dalam pandangan pertama. Jadi kita yang harus stir orang itu
menilai kita seperti apa. Boleh orang yang lihat trus bilah ih gendut, namun
bikin orang itu bilang ‘tapi’ setelah kalimat awal. Jadi orang lihat kita
bilang, ‘ih gendut tapi cantik ya’, ‘ih gendut tapi pintar ya’. Gendutnya uda
kehapus. Tapi memang dari kata-kata itu mami bilang ‘kamu itu harusnya
bersyukur kepada Allah Cuma dikasih dengan kelebihan berat badan. Berarti kamu
dipercaya, karena kamu membawa beban 2x orang normal’. Trus dianggapnya, ujian
mentalnya pasti lebih besar tuh. Jadi menjadi lebih terpacu untuk membuktikan
bahwa aku bukan hanya sekadar lemak, aku ada isinya.”
T : “Bagaimana caranya agar tidak minder
karena kekurangan?”
R :” PD aja lagi, soalnya yang ngerasain
kita. Sebenarnya minder itu muncul karena
yang kita pikirin adalah orang lain. Ketika dia bilang ih buta kasian ya
hidupnya sengsara, tuh jodohnya jauh tuh. Itu tak terbukti saya ketawa sendiri.
Jadi minder itu muncul ketika kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain
jelas gak sama. Misalnya saya sama Mba Aty, ini jelas kita punya kekurangan
maupun kelebihan di zona yang beda. Orang buta digabungin dengan orang yang
gendut , bingung juga. Mau dibandingin bagaimana gitu. Paling asik untuk
mengatasi minder adalah sering kumpul dengan orang-orang yang yakin punya
kelebihan, akan tetapi itu sendiri tidak akan terwujud jika kita sendiri tidak appreciate diri sendiri. “
Selama ukurannya manusia
tidak akan pernah puas. Sampai kapanpun takkan pernah puas. Kalau ukurannya
adalah Allah maka pujian dan celaan gak ngaruh. Jika ukurannya adalah manusia,
pujian akan menambah semangat sedangkan celaan akan menambah kemalasan.
O :”Bagaimana cara mengubah keterbatasan
sehingga menjadi suatu kelebihan?”
R :”Salah satu cara bagaimana bisa mngubah
keterbatasan menjadi kelebihan adalah dengan menerima apapun yang Allah berikan
kepada kita dan yakin bahwa Allah sudah memberikan takaran yang paling
sempurna. Insya Allah dari sana akan perlahan lahir cinta yang mana cinta itu
akan membuat kita lebih positif dan lebih baik lagi memandang apapun yang sudah
kita miliki.”
F :”Kalau saya sederhana bahwa anda mau menulis
seribu alasan,Kenapa kita gagal? Atau menulis seribu alasan bagaimana kita sukses?
Waktu yang diperlukan adalah sama m mikirnya yang diperlukan sama, capek yang
diperlukan sama. Hanya orang-orang yang berfokus pada kelemahan, mereka
menghabiskan waktu dan tenaga untuk berfikir seribu alasan bagaimana kita
gagal. Tapi untuk orang-orang yang sukses selalu berfikir bagaimana caranya
bukan seribu alasan, bagaimana caranya saya bisa sukses?fokus pada kelebihan
bukan kekurangan.”
A :”Menerima kekurangan, jadi gini membuat
kekurangan yang ada menjadi senjata utama. Jadi setiap kali kita bertindak atau
melakukan sesuatu kita harus berusaha menjadi the best di lingkaran itu. Meski pasti
ada persaingan. Berusaha semaksimal mungkin. Karena dalam hidup pasti ada
seleksi alam. Jika kita bisa melewati itu insya Allah sukses. Kita tinggal
bergantung yang kenceng sama yang di Atas.
Setelah mengikuti dialog
antara Ramaaditya, Aty, Ust. Feliz, serta Oki sungguh hanya bisa berucap
kalimat takbir, dan beristifar berkali-kali. Malu terhadap diri sendiri.
#muhasabah diri # sumber inspirasi iman youtube # semoga postingan ini barokah Aamiinn ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar